29 Mei 2013

Tanya-Jawab dengan Pastor Gabrielle Amorth: Pakar Eksorsisme Gereja Katolik


Pastor Gabrielle Amorth

Pastor Gabriele Amorth dilahirkan pada tanggal 1 Mei 1925 di Modena, Italia utara, sebagai anak dan cucu pengacara. Di kemudian hari, sementara saudara laki-lakinya mantap memilih profesi sebagai hakim, Gabriel yang mengambil kuliah hukum di universitas akhirnya memilih untuk menjawab panggilannya menjadi seorang imam Katolik. Berikut wawancara dengan beliau:

1.  Bagaimana akhirnya Romo memilih menjadi seorang imam Katolik?
Sejak usia 15 tahun, saya tahu itu adalah panggilan saya yang sesungguhnya. Devosi saya yang teristimewa adalah kepada Santa Perawan Maria. Selama bertahun-tahun saya menjadi editor majalah Madre di Deo (Bunda Allah). Apabila saya mendengar orang mengatakan, “Kalian orang-orang Katolik terlalu menghormati Maria,” maka saya akan menjawab, “Kita tak akan pernah cukup menghormatinya.”


2. Bagaimana asal-mulanya hingga Romo menjadi seorang eksorsis?
Saya tak mengerti sama sekali eksorsisme – saya bahkan tak pernah memikirkannya – hingga pada tanggal 6 Juni 1986, Kardinal Poletti, yang pada waktu itu menjabat sebagai Vikaris Roma, meminta saya untuk menemuinya. Pada waktu itu di Roma ada seorang eksorsis terkenal, satu-satunya, yaitu Pastor Candido; tetapi beliau sakit-sakitan dan Kardinal Poletti meminta saya untuk menjadi asistennya. Saya belajar segalanya dari Pastor Candido. Ia adalah guru yang hebat. Segera saja saya menyadari betapa banyak pekerjaan yang harus dilakukan dan betapa sedikit eksorsis yang ada untuk melakukannya. Sejak hari itu, saya meninggalkan semuanya dan membaktikan diri sepenuhnya pada eksorsisme.


3. Apakah yang menjadi dasar eksorsisme dalam Gereja Katolik?
Yesus melakukan eksorsisme. Ia mengusir roh-roh jahat, membebaskan jiwa-jiwa dari kerasukan setan; dari Yesus Sendiri-lah Gereja menerima kuasa dan tugas pengusiran setan. Eksorsisme sederhana dilakukan Gereja dalam setiap pembaptisan, tetapi eksorsime yang lebih berat hanya dapat dilakukan oleh seorang imam yang mendapatkan wewenang khusus dari bapa uskup. Saya telah melakukan lebih dari 50.000 eksorsisme. Terkadang suatu eksorsisme membutuhkan waktu hanya beberapa menit saja, tetapi terkadang hingga berjam-jam lamanya. Sungguh suatu pekerjaan yang melelahkan.


4. Bagaimanakah Romo mengenali bahwa seseorang kerasukan setan?
Tidak mudah. Ada banyak tingkat kerasukan setan. Setan tak hendak dikenali, jadi ada orang-orang yang kerasukan yang berhasil menyembunyikannya. Ada kasus-kasus di mana mereka yang kerasukan menderita sakit fisik yang luar biasa hingga mereka tak dapat bergerak.
Amatlah penting untuk tidak mencampuradukkan antara kasus kerasukan setan dengan penyakit biasa. Gejala-gejala kerasukan setan seringkali meliputi sakit kepala yang hebat dan kejang perut; orang harus selalu pergi ke dokter terlebih dahulu sebelum datang pada seorang eksorsis. Ada banyak orang datang kepada saya, padahal mereka sama sekali tidak kerasukan; mereka menderita ayan atau schizophrenia atau masalah kejiwaan lainnya. Dari ribuan pasien yang saya temui, hanya sekitar seratus atau lebih yang sungguh kerasukan setan.


5. Bagaimana Romo dapat mengetahuinya?
Melalui penolakan mereka yang hebat terhadap sakramen dan segala hal yang kudus. Jika diberkati, mereka akan naik pitam. Jika dihadapkan pada salib, mereka takluk.


6. Tidakkah seorang yang histeris dapat mereka-reka gejala yang sama?
Kita dapat mengenali yang hasil rekaan. Kita melihat ke dalam mata mereka. Sebagai bagian dari eksorsisme, di saat-saat tertentu dalam doa, dengan dua jari kita membuka kelopak mata pasien. Hampir selalu, dalam kasus-kasus di mana roh jahat ada, bola mata sepenuhnya tampak putih. Bahkan dengan bantuan kedua tangan, kita nyaris tak dapat melihat apakah pupil mata mengarah ke atas atau ke bawah mata. Jika pupil mata mengarah ke atas, roh jahat yang merasukinya adalah scorpio; jika mengarah ke bawah adalah ular.


7. Dapatkah Romo menggambarkan ritual eksorsisme?
Idealnya, seorang eksorsis membutuhkan seorang imam lain untuk membantunya dan sekelompok orang yang akan mendukung imam lewat doa-doa mereka. Ritual tidak menetapkan sikap tubuh seorang eksorsis; sebagian berdiri, sebagian duduk. Ritual hanya mengatakan bahwa ritual dimulai dengan kata-kata “Ecce crucem Domini” (“Lihatlah Salib Tuhan”); imam hendaknya menjamah leher orang yang kerasukan dengan ujung stolanya dan meletakkan tangannya ke atas kepala kurban. Roh jahat akan berusaha untuk menyembunyikan diri. Tugas kita adalah membuatnya muncul, lalu menghalaunya keluar. Ada banyak cara untuk memaksa mereka memperlihatkan diri. Meski ritual tidak menyebutkannya, pengalaman mengajarkan bahwa minyak dan air suci, juga garam, dapat sangat efektif. Roh-roh jahat sangat berhati-hati untuk tidak berbicara dan kita harus memaksanya berbicara. Apabila roh-roh jahat dengan suka hati berceloteh, maka itu adalah tipuan guna memperdaya eksorsis. Hendaknya kita tidak mengajukan pertanyaan yang tak berguna, yang timbul karena rasa ingin tahu; melainkan haruslah kita menanyainya dengan hati-hati. Kita selalu mulai dengan menanyakan nama roh jahat itu.


8. Apakah ia menjawab?
Ya, melalui kurban, tetapi dalam suara yang aneh dan tak wajar. Jika itu adalah iblis sendiri, ia akan mengatakan, “Aku setan, atau Lucifer, atau Beelzebul.” Kita tanyakan apakah ia sendirian atau adakah yang lain bersamanya. Biasanya ada dua atau lima, duapuluh atau tigapuluh. Kita harus mengetahui jumlahnya. Kita tanyakan bilamana dan bagaimana ia masuk ke dalam tubuh kurban. Kita mencari tahu apakah kehadiran mereka dikarenakan suatu kutukan dan jenis kutukan yang mana. Selama eksorsisme, roh jahat dapat muncul perlahan-lahan atau muncul dengan ledakan yang tiba-tiba. Ia tak hendak memperlihatkan diri; ia akan murka dan ia amat kuat. Dalam suatu eksorsisme, saya melihat seorang anak berusia sebelas tahun yang dicengkeram oleh empat orang dewasa yang kuat, dan anak itu mencampakkan keempat-empatnya dengan mudah. Ada pula seorang anak laki-laki berumur sepuluh tahun yang mengangkat suatu meja yang sangat besar dan berat. Sesudahnya, saya memeriksa otot-otot lengan anak itu. Ia tak mungkin dapat melakukannya dari dirinya sendiri; ada kekuasatn iblis di dalamnya. Tak ada dua kasus yang sama. Sebagian pasien harus dibelenggu di atas tempat tidur. Mereka meludah; mereka muntah. Pertama-tama setan akan berusaha menjatuhkan mental eksorsis, lalu ia akan berusaha menakut-nakutinya, dengan berkata, “Malam ini aku akan menempatkan seekor ular di bawah tempat tidurmu. Esok aku akan memakan hatimu.”


9. Apakah terkadang Romo takut?
Tidak pernah; saya punya iman. Saya akan menertawakannya dan berkata, “Ada Santa Perawan di sampingku. Aku Gabriel. Pergi dan lawanlah Malaikat Agung St Gabriel jika kau mau.” Biasanya itu akan membungkam mereka.
Rahasianya adalah menemukan titik kelemahan roh jahat itu. Sebagian roh jahat tak dapat tahan apabila imam membuat Tanda Salib dengan stola pada bagian tubuh yang sakit, sebagian lainnya tak dapat tahan hembusan napas di wajah; yang lainnya berjuang sekuat tenaga melawan berkat dengan air suci.
Meringankan pasien selalu mungkin, tetapi menghalau roh jahat sepenuhnya dari kurban dapat dibutuhkan banyak eksorsisme selama bertahun-tahun. Sebab, bagi roh jahat, meninggalkan tubuh yang dirasukinya dan kembali ke neraka berarti mati untuk selamanya dan selanjutnya sama sekali kehilangan kemampuan untuk mencelakai manusia. Ia akan mengungkapkan keputusasaannya dengan mengatakan, “Aku mati, aku mati. Engkau membunuhku; engkau menang. Semua imam adalah pembunuh!”


10. Bagaimana asal mulanya hingga orang dapat dirasuki setan?
Saya yakin, terkadang Tuhan memilih jiwa-jiwa tertentu untuk mengalami suatu ujian khusus akan ketahanan rohani, tetapi, yang lebih sering terjadi adalah orang membuat dirinya rentan dirasuki iblis dengan bermain-main dengan black magic. Sebagian terjebak dalam praktek-praktek setanisme. Yang lainnya merupakan kurban suatu kutukan.


11. Apakah yang dimaksud kutukan itu seperti ketika Yasser Arafat mengatakan ‘Go to Hell’ kepada Ehud Barak, dan ia bersungguh-sungguh dengan perkataannya itu?
Bukan. Itu hanyalah sekedar sumpah serapah spontan. Sesungguhnya, amatlah sulit membuat kutukan. Diperlukan seorang imam setan untuk melakukannya dengan sempurna. Tentu saja, seperti kalian dapat menyewa seorang pembunuh jika kalian membutuhkannya, kalian pun dapat menyewa seorang tukang sihir laki-laki untuk mengucapkan kutuk atas nama kalian. Sebagian besar tukang sihir adalah palsu, tetapi saya khawatir ada beberapa tukang sihir sesungguhnya yang masih ada.


12. Mengapa tampaknya lebih banyak kaum perempuan yang dirasuki setan daripada kaum laki-laki?
Ah, hal itu kita tidak tahu. Mungkin kaum perempuan lebih rentan dirasuki sebab, dalam kenyataannya, lebih banyak perempuan daripada laki-laki yang tertarik pada ilmu gaib. Atau mungkin, itu adalah cara iblis untuk menjatuhkan laki-laki, seperti ia menjatuhkan Adam melalui Hawa. Yang kita tahu pasti adalah keadaannya semakin memburuk saja. Iblis berada di atas angin. Kita hidup dalam abad di mana iman semakin lemah. Jika kalian meninggalkan Tuhan, maka iblis akan mengambil alih tempat-Nya.


13. Adakah eksorsisme di luar Gereja Katolik?
Segala kepercayaan, segala kebudayaan, memiliki eksorsisme, tetapi hanya eksorsisme Kristiani yang memiliki kuasa sejati untuk mengusir roh-roh jahat melalui teladan dan kuasa dari Kristus.


14. Romo kurang setuju dengan ritus eksorsisme baru yang baru saja diterbitkan Vatican. Mengapa?
Mereka mengatakan bahwa kami tidak dapat melakukan eksorsisme kecuali jika kami tahu dengan pasti bahwa roh jahat ada di sana. Hal itu sungguh menggelikan. Hanya melalui eksorsisme saja kita dapat memaksa roh jahat untuk menyatakan diri. Eksorsisme tak akan pernah mencelakai siapapun.


15. Bagaimana dengan Bapa Suci?
Bapa Suci [Yohanes Paulus II] tahu bahwa iblis masih hidup dan aktif dalam dunia. Beliau sendiri melakukan eksorsisme. Pada tahun 1982, ia melakukan eksorsisme khidmad atas seorang gadis dari Spoletto. Gadis itu menjerit dan bergulung-gulung di atas tanah. Mereka yang melihatnya merasa ngeri. Paus mendatangkan pembebasan sementara untuknya.
Di lain kesempatan, pada tanggal 6 September, saat audiensi mingguan di St Petrus, seorang perempuan muda dari sebuah desa dekat Monza mulai menjerit-jerit saat Paus hendak memberkatinya. Ia meneriakkan kata-kata kotor kepada Bapa Suci dalam suara yang aneh. Paus memberkatinya dan membebaskannya, tetapi iblis masih ada dalam diri perempuan itu. Sesudahnya, ia menjalani eksorsisme seminggu sekali di Milan dan sekarang ia menemui saya sebulan sekali. Butuh waktu lama untuk menyembuhkannya, tetapi kita harus berusaha. Pekerjaan seorang eksorsis adalah meringankan penderitaan, membebaskan jiwa-jiwa dari siksaan, membawa yang lain semakin dekat pada Tuhan.

16. Apakah eksorsisme penting bagi pewartaan dan pelayanan Kristiani?
Ketika Petrus mengajar Kornelius mengenai Kristus, ia tidak menyebutkan suatu mukjizat selain dari kenyataan bahwa Yesus “menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis” (Kis 10:38). Maka, kita mengerti mengapa kuasa pertama yang Yesus berikan kepada para rasul-Nya adalah mengusir roh-roh jahat (Mat 10:1). Kita dapat membuat pernyataan yang sama bagi segenap umat beriman, “Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku” (Mrk 16:17).


17. Apakah kejahatan memang diciptakan oleh Tuhan? Apakah Tuhan menciptakan neraka?
Kita harus memperjelas hal ini: kejahatan, penderitaan, maut dan neraka tidak diciptakan oleh Tuhan. Saya hendak menceritakan sesuatu mengenai hal ini. Suatu hari P Candido sedang mengusir keluar roh jahat. Di akhir eksorsisme, imam berpaling kepada roh jahat dan dengan keras menghardiknya, “Keluar dari sini! Tuhan telah menyiapkan suatu tempat tinggal yang nyaman, dengan api yang berkobar-kobar untukmu!” Mendengar itu, roh jahat menjawab, “Kau tak tahu apa-apa! Bukan Dia [Tuhan] yang menciptakan neraka; tetapi kami. Ia bahkan tak pernah memikirkannya.” Serupa dengan itu, dalam kesempatan lain, ketika saya sedang menanyai roh jahat untuk mengetahui apakah ia terlibat dalam penciptaan neraka, roh jahat menjawab, “Kami semua terlibat.”


18. Apakah sebagian orang memang ditakdirkan untuk masuk neraka?
Saya biasa menjawab dengan empat kebenaran yang dinyatakan Kitab Suci bagi kita: Tuhan menghendaki agar semua orang diselamatkan; tak seorang pun ditakdirkan masuk ke neraka; Yesus wafat bagi semua orang; dan tiap-tiap orang telah dianugerahi rahmat yang cukup agar beroleh keselamatan.


19. Apakah Yesus lebih berkuasa dari roh-roh jahat?
Apabila saya mengucapkan kata-kata ini, “dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,” saya berlutut, semua orang yang hadir berlutut, dan selalu, orang yang kerasukan roh-roh jahat pun akan terpaksa berlutut. Sungguh suatu saat yang menggetarkan hati dan penuh daya kuasa.


20. Apakah Romo menonton “The Exorcist”, film horror terkenal tahun 1973?
[
Ternyata itu adalah film favoritnya!]. Tentu saja, spesial efeknya berlebihan, tetapi suatu film yang bagus dan pada pokoknya benar, berdasarkan novel yang baik yang didasarkan pada suatu kisah nyata. Orang perlu tahu apa yang kami lakukan.


Sumber:   “An Interview With Fr Gabriele Amorth – The Church’s Leading Exorcist by Gyles Brandreth of The Sunday Telegraph (October 2000);