Setiap orang secara manusiawi tentu tidak terlepas dari rasa pesimistis yang membuatnya cemas bahkan takut. Memang dalam suasana demikian membuat orang merasa terbeban yang senantiasa mengiringi perjalanannya dan menjadi bumbu kehidupannya.
Apalagi di tengah perkembangan dunia yang semakin canggih akibat ciptaan manusia itu sendiri untuk mempermudah pekerjaannya, manusia merasa terancam karena akan tercabut dari akarnya.
Semua masalah seperti itu ada jalan keluarnya. Mungkin bukan dari kemampuan kita, tapi dari kemampuan orang lain (Yesus). Maka tugas kita untuk menemukan orang lain itu.
Dia (Yesus), yang kita temukan itu memberikan motivasi kepada kita agar keluar dari belenggu itu melalui firmannya: ”Janganlah khawatir akan hidupmu”, ….. (Mat. 6,25).
Sepenggal kalimat dari Yesus itu yang cuma untai aksara bisu memiliki kekuatan dahsyat untuk merubah orang secara perlahan namun radikal. Ini menjadi dorongan yang membuat orang merasa optimis melihat hari depan penuh ceria meski hidup di tengah kekhawatiran dan ketakutan.
Di tengah kecemasan dan ketakutan itu, Yesus menawarkan lagi: ”Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya.” Kerajaan Allah yang dimaksud adalah tempat dimana di dalamnya orang hanya menemukan kebahagiaan, kedaimaian, yang menjadi desah kerinduan setiap insan.
Kerajaan Allah hanya mungkin diraih kalau orang menghilangkan kecemasan duniawi itu karena hal itu akan mengkerdilkan iman. Iman yang dianggap sebagai tembok pengaman akhirnya runtuh hanya karena akibat badai kecemasan dan ketakutan.
Agar tembok imannya kokoh, orang perlu juga menganyami diri dengan spiritualitas Yesus yakni kasih, penderitaan, dan bangkit. Menghadapinya dengan kasih dan bangkit dari derita kecemasan dan ketakutan, perlu juga didukung dengan doa-doa sebagai obat penyembuh termasyur.
Sering kita merasa lelah dalam berdoa. Rasanya apa yang kita pinta tak kunjung dikabulkan. Sebenarnya di dalam Kitab Suci, Allah sudah menjanjikan bahwa setiap doa akan dikabulkan. Hanya saja kita tidak tahu, dalam bentuk terbaik apa terkabulnya doa kita, dan juga kapan doa itu dikabulkan.
Dalam semangat iman orang tidak melihat penderita sebagai suatu yang mengancam dirinya, namun dibaliknya ada kemenangan yang telah dijalani dengan ketekunan. Tanpa ketekunan maka hidup kita menjadi petualangan yang tak kunjung usai. (ditulis oleh pemilik blog)
A m i n
Apalagi di tengah perkembangan dunia yang semakin canggih akibat ciptaan manusia itu sendiri untuk mempermudah pekerjaannya, manusia merasa terancam karena akan tercabut dari akarnya.
Semua masalah seperti itu ada jalan keluarnya. Mungkin bukan dari kemampuan kita, tapi dari kemampuan orang lain (Yesus). Maka tugas kita untuk menemukan orang lain itu.
Dia (Yesus), yang kita temukan itu memberikan motivasi kepada kita agar keluar dari belenggu itu melalui firmannya: ”Janganlah khawatir akan hidupmu”, ….. (Mat. 6,25).
Sepenggal kalimat dari Yesus itu yang cuma untai aksara bisu memiliki kekuatan dahsyat untuk merubah orang secara perlahan namun radikal. Ini menjadi dorongan yang membuat orang merasa optimis melihat hari depan penuh ceria meski hidup di tengah kekhawatiran dan ketakutan.
Di tengah kecemasan dan ketakutan itu, Yesus menawarkan lagi: ”Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya.” Kerajaan Allah yang dimaksud adalah tempat dimana di dalamnya orang hanya menemukan kebahagiaan, kedaimaian, yang menjadi desah kerinduan setiap insan.
Kerajaan Allah hanya mungkin diraih kalau orang menghilangkan kecemasan duniawi itu karena hal itu akan mengkerdilkan iman. Iman yang dianggap sebagai tembok pengaman akhirnya runtuh hanya karena akibat badai kecemasan dan ketakutan.
Agar tembok imannya kokoh, orang perlu juga menganyami diri dengan spiritualitas Yesus yakni kasih, penderitaan, dan bangkit. Menghadapinya dengan kasih dan bangkit dari derita kecemasan dan ketakutan, perlu juga didukung dengan doa-doa sebagai obat penyembuh termasyur.
Sering kita merasa lelah dalam berdoa. Rasanya apa yang kita pinta tak kunjung dikabulkan. Sebenarnya di dalam Kitab Suci, Allah sudah menjanjikan bahwa setiap doa akan dikabulkan. Hanya saja kita tidak tahu, dalam bentuk terbaik apa terkabulnya doa kita, dan juga kapan doa itu dikabulkan.
Dalam semangat iman orang tidak melihat penderita sebagai suatu yang mengancam dirinya, namun dibaliknya ada kemenangan yang telah dijalani dengan ketekunan. Tanpa ketekunan maka hidup kita menjadi petualangan yang tak kunjung usai. (ditulis oleh pemilik blog)
A m i n
Tidak ada komentar:
Posting Komentar