20 Juli 2009

Jumat Kelabu


Hari itu
mentari baru menghangatkan pojok-pojok kota Jakarta
Sepoi-sepoi angin sembilu nan segar masih menyelimut kota metropolitan itu
Dari atas dirgantara, mega menyapa dan menghibur bumi yang sepi
lantas baru beberapa jam berpamit dengan malam

Tiba-tiba bom meledak di salah satu pojok kota itu
memecahkan kesunyian pagi itu
dua hotel menjadi saksi bisu
anak manusia terhempas
sembilan tewas, puluhan luka-luka
Inilah nyawa-nyawa mereka yang tidak berdosa,
mati sia-sia
tubuhnya hancur berserakan,
darahnya memoles dinding kaca,
terukir di lantai marmer

Dua pria lugu menjemput maut
melangkah gontai
dengan segenggam harapan teologi maut
bahwa aksi mautnya itu
Surga telah dijanjikan kepada mereka
Mereka merelakan diri dihancurkan berkeping-keping
oleh benda yang mematikan itu
yang adalah karya tangannya sendiri

Itulah akibat dari kebencian dan iri hati
yang terus menggerogoti dirinya
Akhirnya siapapun menjadi maut bagi dirinya
Inikah jalan yang harus ditempuh
untuk menebarkan kebencian itu?

Orang sudah tidak lagi takut akan Tuhan
Sehingga sahabatnya terus menjadi mangsa
dalam kematian yang tak terhormat

Tuhan Maha Kasih
Terimalah nyawa-nyawa mereka yang tidak berdosa ini
Biarkan mereka bersanding bersama-Mu
Ampunilah para pelaku
karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.
(ditulis pemilik blog)

Tidak ada komentar: