22 Oktober 2009

Episod yang Tiada Sirna

Dua Dua Sembilan ….
Saatnya aku harus merenung
awal perjalanan sejarah hidupku di atas buana ini
banyak kenangan pahit dan manis mengiringi langkah dan nafasku
yang terpatri dalam loh hatiku
ada secerca harapan yang harus kuraih
dan masih banyak pentasan yang harus kusuguhkan

Dua Dua Sembilan.....
Awal aku membuka tirai hidupku
memekikan suara memecahkan kebisuan malam
menyapa buana dalam tangisanku
menatap dalam bayang-bayang hampa
dalam godaan senyum dan tampilan rona wajah lucu
seiring canda kebahagiaan

Dua Dua Sembilan.....
Sebuah angka usia yang telah tergapai
menjelajahi waktu yang tak terhitung
banyak kepingan cinta yang telah ditaburkan
namun masih tetap mengejar cinta untuk digapai
tuk memenuhi sebuah kerinduan yang tidak pernah pudar

Dua Dua Sembilan.....
Sebuah goresan yang tak akan sirna
yang terus membuat lukisan-lukisan indah
seindah kasih Tuhan
yang membuatku tidak pernah berhenti
menatap wajahnya
yang tersirat lewat ciptaan-Nya

Dua Dua Sembilan.....
Saat untuk terus menganyami diri
dengan serat-serat cinta dan kebajikan
dijadikan payung abadi
menaungi hidup dari godaan dan kefanaan

Dua Dua Sembilan.....
Berapa langkah yang telah diayunkan
berapa kata yang telah terucap
tapi itu tetap berjalan dalam roda waktu
seiring rona indah mentari
dan hembusan angin sembilu

Dua Dua Sembilan.....
Saat aku wajib menghidangkan seberkas doa
buat mereka yang telah menaburkan cintanya
orangtuaku, saudaraku, dan siapa saja
yang membuatku bisa menemukan diri
dengan segala keterberianku

Dua Dua Sembilan......
Sekeping doa syukur dan gita sendu kulantungkan
memuji kebesaran dan keagungan Tuhan
yang selalu menuntun dan menghujaniku
dengan berkat dan rahmat-Nya


medio September

Tidak ada komentar: