24 November 2009

Kunjungan Kardinal Jean-Louis Tauran ke Indonesia

                                                    (Siaran Pers)

       Untuk pertama kalinya, Kardinal Jean-Louis Tauran, Presiden Dewan Kepausan Dialog Antar Agama (Pontifical Council for Inter-Religious Dialogue/PCIRD) dari Vatican, akan mengadakan kunjungan resmi ke Indonesia. Kardinal Tauran akan berada di Indonesia mulai dari tanggal 24 November 2009 hingga tanggal 1 Desember 2009. Selama di Indonesia, beliau akan menginap di Kedutaan Besar Vatican, kediaman Nuntius Apostolik (Duta Besar), Leopoldo Girelli.
       Kunjungan ini merupakan sesuatu yang istimewa karena inilah untuk kedua kalinya seorang Presiden PCIRD berkunjung ke Indonesia. Pada bulan Juli 1994 lalu, Presiden PCIRD 1984-2002, Kardinal Francis Arinze, telah mengunjungi Indonesia dan mendapat sambutan yang hangat.
       Indonesia, yang memiliki jumlah penduduk Muslim terbanyak di dunia, menyambut baik kunjungan Kardinal Tauran, yang saat ini juga menjadi Presiden dari Komisi Kepausan untuk Hubungan Agama dengan Umat Islam.
       Dalam lawatannya ke Indonesia ini, Kardinal Tauran akan berkunjung ke Departemen Luar Negeri dan Departemen Agama untuk bertemu dan mengadakan pembicaraan dengan kedua menteri dari departemen-departemen tersebut. Menurut rencana, Kardinal Tauran juga dijadwalkan untuk bertemu dengan Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai sebuah ungkapan sebuah kunjungan resmi ke Indonesia.
       Kardinal Tauran tidak hanya bertemu dengan para pejabat negara belaka. Beliau juga akan mengunjungi berbagai tempat yang memiliki makna khusus. Beliau akan mengunjungi Masjid Istiqlal dan Katedral Jakarta, dua tempat ibadat di Ibu Kota Indonesia, yang bertetangga secara harmonis.
       Masjid Istiqlal dan gereja Katedral merupakan lambang dari hubungan antara umat Islam dan Katolik di Indonesia, yang telah hidup rukun sejak zaman lampau, kini, dan diharapkan juga di masa mendatang. Harapan-harapan ini bersumber dari batin masyarakat Indonesia yang merindukan keadilan, cinta dan harmoni. Nilai-nilai tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Nilai-nilai itu bahkan telah dicantumkan dalam Pancasila, yang membuat masyarakat Indonesia mampu melahirkan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” sebagai semboyan hidup mereka.
       Secara kongrkit, Kardinal Tauran akan merasakan makna semboyan tersebut ketika ia bertemu dengan para pemimpin dari Wahid Institute, Nadhatul Ulama dan Muhammadiyah. Beliau juga akan bertemu dengan sahabat-sahabatnya, Prof. DR. Hasyim Muzadi dan Prof. DR. Din Syamsuddin, yang telah lama memiliki hubungan yang akrab dengan Gereka Katolik di Indonesia. Kepada mereka, Kardinal Tauran akan menyampaikan salam dari Paus Benediktus XVI.
       Presiden PCIRD ini, yang melihat pentingnya persatuan Umat Kristen, juga akan berkunjung ke Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI).
       Beliau juga akan mengunjungi Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta, salah satu dari 16 universitas Katolik di Indonesia.
       Setelah jadual acara yang padat di Jakarta, yang diselingi dengan hujan, Kardinal Tauran akan mengunjungi kebanggaan pariwisata Indonesia, yaitu Bali. Di sana, beliau akan berdialog dengan para pemimpin umat Katolik dan umat Hindu.
       Makassar, kota terbesar dan wilayah timur Indonesia, mendapat kehormatan kunjungan seorang Kardinal asal Perancis. Di kota itu, Kardinal Tauran akan merayakan Ekaristi bersama umat Katolik dan kemudian mengadakan pertemuan dengan para pemimpin agama di wilayah itu.
       Kunjungan Kardinal dari Dewan Kepausan Dialog Antar Agama ke Indonesia ini tidaklah lengkap bila tidak pergi ke Yogyakarta. Di kota budaya itu, Kardinal Tauran akan berdialog dengan umat Katolik dari Keuskupan Agung Semarang. Beliau juga akan memberikan ceramah di Universitas Negeri Islam Sunan Kalijaga, mengunjungi Candi Borobudur, serta berkunjung ke Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
       Pada hari terakhir, Kardinal Tauran akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri RI, DR. Marty M. Natalegawa, di Gedung Pancasila untuk sebuah acara diskusi bersama. Setelah itu, Kardinal Tauran akan berkunjung ke Istana untuk bertemu dengan Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.
       Hasil seluruh kunjungan Kardinal Tauran ke Indonesia ini akan disampaikan kepada Konperensi Wali Gereja Indonesia (KWI). Apa yang telah didialogkan oleh Kardinal Tauran tersebut akan dijadikan sebagai bahan acuan bagi KWI, yang sejak lama memang telah membangun hubungan yang baik antara Gereja Indonesia dengan agama-agama lain di Nusantara. *

Tidak ada komentar: